Blogger Backgrounds


"Setiap anak memiliki keterampilan yang unik, kemampuan dan impian. Setiap anak, cepat atau lambat mereka semua akan belajar, namun dengan kecepatannya masing-masing.
EVERY CHILD IS SPECIAL."

Minggu, 04 Maret 2012

2012, Tahun Kebangkitan Bisnis Properti

[JAKARTA] Prospek bisnis properti terus meningkat. Tahun 2012 ini dipandang sebagai kebangkitan bisnis properti. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik, turunnya suku bunga, dan meningkatnya daya beli masyarakat menjadi faktor utama bangkitnya bisnis properti.

Menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit, 2012 ini, bisnis properti di Indonesia adalah yang paling menguntungkan di dunia. “Bisnis properti tahun ini sangat bagus. Karena ekonomi baik, daya beli tinggi dan suku bunga sangat rendah. Akibatnya, bank berlomba-lomba sehingga konsumen dimanjakan,” tutur Panangian kepada SP di Jakarta, Selasa (28/2).

Panangian akan berbicara pada SP Business Gathering, di Hard Rock CafĂ©, Jakarta, Rabu (29/2). Menurut dia, kesempatan seperti ini belum pernah terjadi di Indonesia sebelumnya. “Dulu bunga kita 12% , sekarang 8% dan fix lima tahun. Inilah tanda-tanda akan booming property,” ucapnya.

Bahkan, kenaikan BBM yang akan memberi dampak pada inflasi, menurut Panangian tidak akan berdampak signifikan terhadap bisnis ini. “Ekonomi kita tumbuh cukup tinggi, dan inflasi kita saat ini sangat rendah, jadi kalaupun naik sedikit tidak akan berpengaruh. Selain itu harus diingat, bank sekarang mengelami kelebihan likuditas. Sehingga mereka akan bersaing untuk menawarkan kredit,” paparnya. Disampaikan Panangian, menurut data BPS 2011, masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia, yang belum memiliki rumah. “Hal ini membuat prospek properti di Indonesia sangat luar biasa,” ucapnya.

Di sisi lain, pemerintah juga terlihat sulit menyediakan rumah bagi keluarga berpenghasilan menengah ke bawah.

“Lihat saja, demand rumah mencapai 900 ribu unit per tahun, sementara suplai hanya 80 ribu per tahun. Selain itu, di Indonesia semua segmen pasar properti sangat terbuka sebagai investasi atau bisnis bagi investor dan pengembang termasuk pasar untuk kelas paling bawah,” jelasnya.

Kawasan yang paling prospektif untuk investasi properti di 2012 ini, menuurt Panangian adalah Jabodetabek. Alasannya, kebutuhan hunian yang tertinggi di Indonesia tahun ini masih ada di Jabodetabek.

“Saya memperkirakan dalam sepuluh tahun ke depan, penduduk Jabodetabek akan bertambah 7,2 juta jiwa. Jika diasumsikan satu rumah dihuni empat orang, maka dalam sepuluh tahun ke depan akan diperlukan 1,8 juta unit hunian, sehingga setiap tahun akan dibutuhkan setidaknya 180 ribu unit hunian,” ujarnya.

Panangian memprediksi, kondisi yang baik ini akan berlangsung paling tidak hinggga lima tahun ke depan. Untuk itu, Panangian memberi saran, properti yang menjanjikan adalah yang berada di sunrise location. “Sunrise location akan menjadi incaran tahun ini untuk tujuan menciptakan tingkat pengembalian yang optimal. Tingkat pengembaliannya di atas 150 persen,” ujarnya.

Dijelaskan Panangian, sunrise location adalah daerah-daerah yang memiliki tingkat pengembalian sewa memenuhi atau melebihi cicilan ke bank. “Misalnya sebuah properti harga Rp700juta. Kita pinjam dari bank Rp500juta dan DP Rp200juta. Kita sewakan Rp6juta per bulan, sedangkan cicilan ke bank di bawah Rp6juta. Berarti tiap tahun kita masih kelebihan uang,” jelasnya.

Properti seperti itu, menurut Panangian, di Jakarta hanya satu persen dari total properti yang jumlahnya Rp600 triliun. “Properti itu bisa jadi ruko, kios, town houses, apartemen ataupun kondomonium. Yang penting bagaimana kita mempelajari daerah mana yang sunrise location,” terangnya.

Menurut Panangian, jika investor membeli saat ini, maka dia akan memperoleh untung ketika menjual paling cepat 2015 dan paling lama 2016. “Pasti akan untung,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Panangian, harus dipisahkan antara properti dan uang. “Jadi kalau nanti sunrise sudah mengarah ke sunset, segera pindahkan uang ke daerah sunrise yang baru. Ini kan melipatgandakan uang melalui property (compounding),” tuturnya.

Selain itu, investor Indonesia tidak perlu kuatir akan serbuan investor asing di bidang property. “Dari luar untuk masuk ke properti sulit, karena regulasi Indonesia belum memberi kemudahan seperti di Malaysia dan Singapura. Kalaupun investor asing mau masuk, paling ke Batam dan Bali yang sudah lebih mudah,” pungkasnya.

Sumber : http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/2012-tahun-kebangkitan-bisnis-properti/17626

Tidak ada komentar:

Posting Komentar